Minggu, 17 Februari 2013

Sungguh Lembut Tuhan Yesus Memanggil - KJ 353

Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, memanggil aku dan kau.
Lihatlah Dia prihatin menunggu, menunggu  aku dan kau.

Reff :
“Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!”
Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”


Rabu, 06 Februari 2013

Ingwer Ludwig Nommensen


Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.[ Amsal 17:6.]
---

Hari ini, 6 Februari ratusan tahun yang lalu, lahirlah seorang anak yang kita kenal bernama Ingwer Ludwig Nommensen, Lahir pada tanggal 6 Februari 1834 di Nortdstrand, perbatasan Denmark -Jerman dan kembali kerumah Bapa pada tanggal 23 Mei 1918 di Sigumpar, Tapanuli, Sumatera utara, pada usia 84 tahun.

Ompui Nomensen melakukan pelayanan serta penginjilan untuk orang-orang BATAK selama kurang lebih di 56 tahun terakhir di sisa hidupnya , merupakan Ephorus Pertama HKBP Periode 1881-1918 [ 37 Tahun ].

Sosok anak manusia yang memiliki keberanian, kesungguhan, ketulusan dan jiwa petualangan, ada pada diri Ingwer Ludwig Nommensen. Di besarkan di bawah budaya barat, Nommensen berani menetapkan pilihan untuk mendatangi dunia lain yang sama sekali berbeda, jauh dan penuh misteri — Tanah Batak .

Setelah dididik oleh Rheinische Mission Gesselschaft (RMG), dan ditahbiskan pada bulan Oktober 1861, beliau berangkat ke Sumatera. Ia tiba di Padang pada tanggal 14 mei 1862. Rencananya adalah bekerja di kalangan orang Batak. untuk tiba di tempat yang akan ditujunya menghabiskan waktu 142 hari, yang saat ini dapat kita tempuh hanya 11 jam kurang lebih.Perbedaan budaya, bahasa dan agama tidak menyurutkan niatnya untuk memulai “pengabdian” di tengah perlawanan dan ancaman Bangsa Batak yang belum terbiasa menerima kehadiran “orang aneh”,

Orang - orang yang pertama, empat lelaki, empat wanita dan lima anak-anak, dibaptis oleh Nommensen pada tangal 27 Agustus 1865. Dia juga mendirikan Huta Dame (Kampung Pardamean) dengan sebuah gereja sederhana, sekolah dan beberapa rumah lain. Tantangan demi tantangan yang datang dari masyarakat, raja-raja dan bahkan dari lembaga zending di Barmen dihadapi Nommensen dengan tabah dalam merealisasi cita-citanya.


Dalam sepucuk surat yang dikirimkannya ke Barmen, dia berbicara tentang suatu penglihatan yang dia perolah tentang hari depan masyarakat Batak yang dilayani ini :

"Dalam roh saya melihat dimana-mana jemaat-jemaat Kristen, sekolah-sekolah dan gereja-gereja kelompok orang Batak tua dan muda yang berjalan ke gereja-gereja ini. Di setiap penjuru saya mendengar bunyi lonceng gereja yang memanggil orang-orang beriman datang ke rumah Alah.

Saya melihat dimana-mana sawah-sawah dan kebun-kebun yang telah diusahakan, padang-padang penggembalaan dan hutan-hutan yang hijau, kampung-kampung dan kediaman-kediaman yang teratur didalamnya terdapat keturunan-keturunan yang berpakaian pantas.

Selanjutnya, saya melihat pendeta-pendeta dan guru-guru orang pribumi Sumatera berdiri di panggung-panggung dan di atas mimbar-mimbar, menunjukkan cara hidup Kristen kepada yang muda maupun yang tua.

Anda mengatakan bahwa saya seorang pemimpi, tetapi saya berkata : tidak, saya tidak. Saya tidak bermimpi. Iman saya melihat ini semua; hal ini akan terjadi, karena seluruh kerajaan akan menjadi milikNya dan setiap lidah akan mengetahui bahwa Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa. Karena itu, saya merasa gembira, walaupun rakyat mungkin menentang firman Allah, yang mereka lakukan tepat seperti mudahnya mereka mencegah firman Allah dari hati mereka.

Suatu aliran berkat pastilah akan mengalir atas mereka. Hari sudah mulai terbit. Segera cahaya terang akan menembus, kemudian Matahari Kebenaran dalam segala kemulianNya akan bersinar atas seluruh tepi-langit tanah Batak dari Selatan bahkan sampai ke pantai-pantai Laut Toba"
Ketika Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, Gereja HKBP telah bertumbuh dan mencakup kurang lebih 180.000 orang anggota yang dibaptis, sekolah-sekolah yang berjumlah 510 buah itu mempunyai 32.700 orang murid yang terdaftar dan gereja yang dipimpin oleh 34 orang Batak yang ditahbiskan , 788 orang guru Injil dan 2.200 orang penatua.

--
Kiranya TINDAKAN KASIH dari Allah Bapa yang datang kedunia dalam Yesus Kristus Tuhan kita, juga Tindakan Kasih dari Allah Bapa yang mengirimkan penginjil ketanah Batak melalui Ompui Nommensen yang datang dari kampung halamannya Jerman menuju tanah Batak yang penuh pengorbanan dan resiko ,kiranya selalu menjadi inspirasi dan Teladan buat kita generasi penerus ruas HKBP dimana saja dalam hal melayani ,mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.

Horass Ompui
Horass HKBP.

sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151395735456543&set=a.406689956542.182537.23445856542&type=1